Kamis, 11 Januari 2001

Biogarfi Ummu Salamah Ummul Mukminin (Hindun binti Abu Umayyah Al Makhzumiyah)

Beliau adalah seorang wanita yang sangat terlindungi dan suci. Dia adalah Hindun binti Abu Umayyah Al Makhzumiyah, keponakan Saifulloh Khalid bin Walid dan Abu Jahal bin Hisyam. Termasuk wanita yang hijrah pertama kali. Sebelum menjadi istri Nabi, dia menjadi istri saudara sepersusuan beliau, yaitu Abu Salamah bin Abdul Asad Al Makhzumi, seorang lelaki shalih. Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menikahinya pada tahun 4 Hijriyah dan dia termasuk wanita yang paling cantik serta paling mulia nasabnya.
Dia istri Nabi yang terakhir kali meninggal dunia. Diberi umur panjang dan mengetahui pembunuhan Husain Asy Syahid, sehingga membuatnya pingsan karena sangat bersedih. Tidak berselang lama setelah peristiwa itu, dia pun meninggal dunia.

Ummu Salamah memiliki anak dan para sahabat, yaitu Umar, Salamah dan Zainab. Selain itu juga memiliki sejumlah hadits. Beliau berusia kurang lebih 90 tahun. Ayahnya adalah seorang penunggang kuda terbaik dan seorang dermawan bernama Hudzaifah. Ada yang menamakan Ummu Salamah dengan Ramlah, yaitu Ummu Habibah. Beliau juga termasuk salah seorang shohabiyah yang faqih. Diriwayatkan dari Ziyad bin Abu Maryam, dia berkata, “Ummu Salamah berkata kepada Abu Salamah, “Aku mendapat berita bahwa wanita yang memiliki suami yang dijamin masuk surga, kemudian dia tidak menikah lagi, maka Alloh akan mengumpulkan mereka kembali di surga. Oleh karena itu, aku memintamu berjanji agar tidak menikah lagi sesudahku dan aku tidak menikah lagi sesudahmu. ” Abu Salamah menjawab, “Apakah kamu akan menantiku?” Ummu Salamah berkata, “Ya.” Abu Salamah berkata, “Jika aku mati maka menikahlah. Ya Alloh, berilah Ummu Salamah orang yang lebih baik dariku, yang tidak membuatnya sedih dan tidak menganiayanya.”

Setelah Abu Salamah meninggal, Ummu Salamah berkata, “Siapa yang lebih baik dari Abu Salamah? Aku menunggu.” Tiba-tiba Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam muncul sambil berdiri di depan pintu lalu menyatakan pinangannya kepada dirinya. Ummu Salamah menjawab, “Aku ingin mendatangi sendiri Rosululloh atau mendatangi beliau bersama keluargaku.” Keesokan harinya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam melamarnya.

Diriwayatkan dari Tsabit, bahwa Ibnu Umar bin Abu Salamah menceritakan kepadaku dari ayahnya ketika masa iddah (penantian bagi istri yang ditalak atau ditinggal mati oleh suaminya) Ummu Salamah habis, dia dilamar oleh Abu Bakar, tetapi dia menolak, kemudian dilamar Umar, namun dia menolak. Setelah itu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam mengutus seseorang untuk melamarnya, dan dia berkata,
“Selamat datang, katakan kepada Rasulullah aku adalah seorang yang pencemburu dan aku mempunyai anak kecil. Aku juga tidak mempunyai wali yang menyaksikan.” 

Setelah itu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam mengirim seorang utusan kepadanya untuk menyampaikan jawaban mengenai perkataannya, “Mengenai perkataanmu bahwa kamu mempunyai anak kecil, maka Allah akan mencukupi anakmu. Mengenai perkataanmu bahwa kamu seorang pencemburu, maka aku akan berdo’a kepada Allah agar menghilangkan kecemburuanmu. Sedangkan para wali, tidak ada seorang pun diantara mereka kecuali akan ridha kepadaku.”

Ummu Salamah kemudian berkata, “Wahai Umar, berdirilah dan nikahkanlah Rosululloh denganku.”
Rasululloh Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Sedangkan aku tidak akan mengurangi apa yang aku berikan kepada si fulanah.” Beliau menikahinya tepat pada bulan Syawwal tahun 4 Hijriyah.

Diriwayatkan dari Muththalib bin Abdullah bin Hanthab, dia berkata, “Ada seorang janda Arab menghadap pemimpin kaum muslimin pada awal Isya sebagai pengantin, lalu dia berdiri pada akhir malam untuk membuat adonan.” Maksudnya adalah Ummu Salamah.

Diriwayatkan dari Ummu Salamah, dia berkata, “Ketika Abu Salamah meninggal dunia, aku mendatangi Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dan berkata, “Apa yang harus aku katakan?” Beliau bersabda, “Katakan, ‘Ya Alloh, ampunilah kami dan dia dan gantilah untukku seorang pengganti yang baik.’” Aku lalu membacanya dan Allah menggantikannya dengan Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Diriwayatkan dari Hudzaifah, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pernah bersabda kepada istri-istrinya, “Jika kamu menjadi istriku di surga maka janganlah menikah sesudahku, karena wanita yang akan menjadi istri seseorang di surga adalah yang menjadi istri terakhirnya di dunia.” Oleh karena itu, Beliau mengharamkan istri-istrinya untuk menikah sepeninggal beliau, karena mereka akan menjadi istri-istri beliau di surga. Ummu Salamah wafat pada tahun 61 Hijriyah.

Sumber: Ringkasan Siyar A’lam An Nubala (Imam Adz Dzahabi).

0 komentar:

Posting Komentar