Kamis, 11 Januari 2001

Biografi Juwairiyah Binti Al- Harits

Beliau adalah juwairiyah binti Al-Harits bin Abi Dhirar bin Al-Habib Al-Khuza’iyah Al-Mushthaliqiyah. Beliau adalah secantik-cantik wanita yang ditawan tatkala kaum muslimin mengalahkan Bani Mushthaliq pada saat perang Muraisi .

Hasil undian Juwairiyah adalah bagian untuk Tsabit bin Qais bin Syamas atau anak pamannya, tatkala itu Juwairiyah berumur 20 tahun. Dan,akhirnya beliau selamat dari kehinaan sebagai tawanan/rampasan perang dan kerendahannya. Beliau menulis untuk Tsabit bi Qais (bahwa beliau hendak menebus dirinya), kemudian mendatangi Rasulullah  agar mau menolong untuk menebus dirinya. Maka menjadi ibalah hati Rasulullah melihat kondisi seorang wanita yang mulanya seorang sayyidah merdeka yang mana dia memohon beliau untuk mengentaskan ujian yang menimpa dirinya. Maka beliau bertanya pada Juwairiyah,”Maukah engkau mendapatkan yang lebih baik dari hal itu?” maka dia menjawab dengan sopan,”Apakah itu ya Rasulullah?” beliau menjawab,”Aku tebus dirimu kemudian aku nikahi dirimu!” maka tersiratlah pada wajahnya yang cantik suatu kebahagiaan, sedangkan dia hampir-hampir tidak perduli dengan kemerdekaan dia karena remehnya, beliau menjawab,”Mau ya, Rasulullah”.Maka Rasulullah  bersabda:”Aku telah melakukannya”

Aisyah Ummul Mukminin berkata:”Tersebarlah berita kepada manusia bahwa Rasulullah telah menikahi Juwairiyah binti Al-Harits bin Abi Dhirar. maka orang-orang berkata:”Kerabat Rasulullah maka mereka melepaskan tawanan perang yang mereka bawa, maka sungguh dengan pernikahan beliau dengan Juwairiyah menjadi sebab dibebaskannya seratus keluarga dari Bani Mushthaliq, maka aku tidak pernah mengetahui seorang wanita yang lebih berkah bagi kaumnya daripada Juwairiyah”.

Dan Ummul Mukminin Aisyah menceritakan perihal pribadi Juwairiyah:”Juwairiyah adalah seorang wanita yang manis dan cantik, tiada seorangpun yang melihatnya melainkan akan jatuh hati kepadanya. Tatkala Juwairiyah meminta kepada Rasulullah untuk membebaskan dirinya, sedangkan demi Allah aku telah melihatnya melalui pintu kamarku, maka aku merasa cemburu karena saya menduga bahwa Rasulullah akan melihat sebagaimana yang aku lihat”(1)

Maka masuklah pengantin wanita, sayyidah Bani Mushthaliq kedalam rumah tangga nubuwwah. Pada mulanya nama beliau adalah Burrah, namun Rasulullah menggantinya dengan Juwairiyah karena khawatir dia dikatakan keluar dari biji gandum.(2)

Ibnu Hajar menyebutkan didalam Ishabah tentang kuatnya iman Juwairiyah radhiyallau anha. Beliau berkata :”Ayah Juwairiyah mendatangi Rasul dan berkata:”Sesungguhnya anakku tidak berhak ditawan, karena terlalu mulia dari hal itu. Maka Rasulullah bersabda:”Bagaimana pendapatmu
seandainya anakmu disuruh memilih diantara kita, apakah anda setuju?”. ”Baiklah”, katanya. Kemudian ayahnya mendatangi Juwairiyah dan menyuruhnya untuk memilih dirinya dengan Rasulullah maka beliau menjawab,”Aku memilih Allah dan Rasul-Nya”.

Ibnu Hisyam meriwayatkan bahwa akhirnya ayah beliau bernama Al-Harits masuk islam bersama kedua putranya dan beberapa orang dari kaumnya. ummul Mukminin Juwairiyah wafat pada tahun 50 hijriyah, adapula yang mengatakan tahun 56 Hijriyah.(3)

Semoga Allah merahmati Ummul Mukminin Juwairiyah, karena pernikahannya dengan Rasulullah  membawa barakah dan kebaikan yang menyebabkan kaumnya, keluarganya dan orang-orang yang dicintainya berpindah dari memalinglkan ibadah selian Allah dan kesyirikan, menuju kekbebasan dan cahaya islam beserta kewibawaannya. hal itu merupakan pelajaran bagi mereka yang bertanya-tanya tentang hikmah Rasulullah  beristri lebih dari satu.

Footnote:
  1. 1.As-Sirah Ibnu Hisyam II/293 dan Al-Ishabah VIII/43 dan Al-Istii’ab IV/1804.Hal ini telah disebutkan pula oleh As-Suhaili dalam penjelasannya terhadap as-Sirah beliau berkata:Adapun pandangan Rasulullah kepada Juwairiyah sehingga beliau melihat kecantikannya, hal itu karena Juwairiyah adalah seorang budak, seandainya dia wanita merdeka, maka beliau tidak akan melihat kecantikannya…lagipula diperbolehkan melihat wanita manakala bermaksud untuk menikahinya.Telah disebutkan bahwa Rasulullah memberi rukhsah untuk memandang wanita manakala bermaksud untuk menikahinya” Diriwayatkan oleh Muslim dari hadits Ibnu Abbas no.2140 dan Ahmad dalam Al-Musnad VI/42  dan
  2. Ath-Thabaqat Ibnu Sa’ad VIII/120

Dikutip dari:
An-Nisau Haular Rasul Mengenal Shahabiyah Nabi shalallahu'allaihi wassalam,hal:81-83 At-Tibyan,Solo,2001.

0 komentar:

Posting Komentar